Minggu, 05 Maret 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL


Nama  :  Novia Putri Indah Astarika
NPM   :  26213537
Kelas   :  4EB01

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

Definisi Akuntansi Internasional

Adapun definisi mengenai akuntansi internasional yaitu, Akuntansi Internasional merupakan akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

Sejarah serta Perkembangan Akuntansi Internasional

Mulanya pada sistem perdagangan, teknik pencatatan dilakukan dengan cara yang cukup sederhana yaitu dengan mencatatnya seperti di batu dan kulit kayu. Adapun catatan tertua yang ditemukan yang masih tersimpan hingga saat ini yaitu berasal dari Babilonia sekitar tahun 3600 sebelum masehi. Ditemukan pula catatan dari daerah Yunani Kuno dam Mesir. Pencatatannya masih sederhana dan belum sistematis serta masih sering tidak lengkap. Seiring perkembangan waktu mulai muncul pencatatan yang lebih lengkap yang dikembangkan di Italia setelah mulai mengenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembang pula dunia usaha pada saat itu. Semakin berkembangnya sistem pencatatan secara bersamaan ditemukannya pula sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh para pedagang yang berasal dari Venesia, dimana pada saat itu kota tersebut merupakan kota dagang yang terkenal di Italia.

Kemudian beralih pada abad ke 14 untuk mengetahui keadaan laba ataupun rugi para pedagang di Genoa hanya menghitung harta yang tersisa pada akhir dari suatu pelayaran dan membandingkannya dengan harta yang dimiliki pada saat melakukan pelayaran. Perhitungan tersebut dilakukan oleh para pedagnag Genoa di setiap akhir pelayarannya. Sekitar tahun 1494 atau sekitar akhir abad ke 15, Luca Pacioli yaitu seorang pemuka agama dan ahli matematika menerbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang berjudul “Summa De Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” buku tersebut berisi tentang palajaran ilmu pasti. Buku yang diterbitkan oleh Luca Pacioli ini menjadi tonggak sejarah dalam dunia akuntansi, didalam buku tersebut membahas cara-cara pembukuan yang hingga saat ini masih banyak digunakan. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul “Tractatus de Computis et Scriptorio”. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.

Pada awalnya bangsa Romawi merajai dunia politik, namun sekitar abad ke 15 peran bangsa Romawi surut. Dengan adanya jalur perdagangan yang baru, kemudian pusat perdagangan pindah ke Spanyol dan Portugal serta Belanda. Dengan adanya perpindahan jalur perdagangan tersebut maka turut berpindah pula sistem akuntansi bangsa Romawi ke jalur perdagangan baru yang telah dikembangkan sebelumnya. Sistem tata buku yang berlaku di Belanda disebut dengan sistem kontinental. Perpindahan jalur perdagangan tersebut membawa kemajuan yang signifikan dalam bidang akuntansi yaitu dengan mulai dibuatnya perhitungan laba rugi tahunan. Kemajuan yang signifikan ini mendorong untuk dibuatnya penyusunan neraca pada setiap jangka waktu tertentu. Kemudian pada tahun 1673, negara Prancis mulai menetapkan peraturan untuk setiap perusahaan di negaranya untuk menyusun laporan neraca perdagangan, minimal dalam jangka waktu dua tahun sekali.

Pada abad ke 19 beberapa fenomena penting terjadi yang dampaknya pun terasa di dunia akuntansi. Seperti misalnya terjadinya revolusi industri yang hebat di daratan Eropa. Dengan adanya kejadian tersebut memberikan dampak pada perubahan teknologi industri dengan ditandainya berkembangnya bidang akuntansi biaya dan munculnya konsep penyusutan. Pada tahun 1925, Inggris menetapkan undang-undang yang mengatur tentang sistem pelaporan keuangan pada praktik-praktik akuntansi termasuk mulai digunaknnya komputer setelah perang dunia ke-2. Kemudian, pada tahun 1930 yaitu sekitar abad ke 20 terjadi perkembangan yang besar, karena untuk pertama kalinya diadakan pembahasan antara New York Exchange dengan American Institute of Certified Public Accountant dengan tujuan untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh perusahaan yang saham-sahamnya terdaftar di bursa. 

Pada saat penjajahan zaman Belanda di Indonesia, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan sistem pencatatan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun mulanya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat kompleks ruang lingkupnya, seperti teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, penerapan akuntansi dengan cara Amerika yaitu Anglo-Saxon mulai diperkenalkan di Indonesia. Dengan adanya penyebarluasan cara akuntansi ala Amerika ini maka sistem pembukuan yang digunakan di Indonesia pun menjadi berubah dari sistem Eropa (Kontinental) menjadi sistem Amerika (Anglo-Saxon).

Pada saat ini, akuntansi telah berkembang menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global. Keputusan-keputusan kini mulai dibuat melalui informasi dari data-data akuntansi, pengetahun tentang isu-isu akuntansi internasional menjadi sangat penting dalam mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional.

Adapun beberapa karakteristik era ekonomi global yang terdapat dalam akuntansi internasional, diantaranya yaitu :

1.    Bisnis internasional
2.    Hilangnya batasan-batasan antar negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
3.    Ketergantungan pada perdagangan internasional

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntansi Internasional

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu sebagai berikut :

1. Sumber Pendanaan

Pada negara yang memiliki pasar modal yang kuat, akuntansi memiliki fokus terhadap seberapa baiknya manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor dalam menganalisis arus kas di masa depan dan risiko yang terkait. Sedangkan pada negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, mereka memiliki fokus terhadap perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.

2. Sistem Hukum

Pada dunia barat terdapat dua orientasi dasar hukum yaitu hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode merupakan hukum yang berasal dari hukum Romawi dan kode Napoleon. Pada negara yang menerapkan hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta.

3. Perpajakan

Di kebanyakan negara, penetapan pajak secara efektif menentukan sebuah standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban pada akun mereka untuk mengklaimnya dengan tujuan untuk keperluan pajak. Namun, saat akuntansi keuangan dan pajak terpisah, terkadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

Di banyak negara berkembang menerapkan sistem akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti misalnya sistem pencatatan double entry yang berawal di Italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan Jerman pada saat Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan plan compactable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat Perang Dunia II.
 
5. Inflasi

Inflasi yang menyebabkan distorsi terhadap akuntasi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Tingkat perkembangan ekonomi mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.

7. Tingkat Pendidikan

Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif, misalnya, tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya

Budaya dapat diartikan sebagai nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara. Adapun empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede yaitu seperti :
  • Individualism vs Collectivism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun dan saling tergantung.
  • Large vs Small Power Distance adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.
  • Strong vs Weak Uncertainty Avoidance adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman  dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
  • Maskulintas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender ditekankan dari pada hubungan dan perhatian.
Konvergensi

Konvergensi pada standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

1. Harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS)
2. Adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS)
3. Adopsi (mengambil langsung dari IFRS)

Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS.

Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia yang pada saat itu diwakili oleh Bapak SBY yang masih menjabat sebagai Presiden sudah memiliki komitmen pada kesepakatan dengan negara-negara G-20. Adapun tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Ada pula manfaat lain dari konvergensi IFRS itu sendiri adalah seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi IFRS ini seharusnya sudah dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal seperti DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada tanggal 1 Januari 2012. Karena kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008, maka kejadian ini harus dibayar oleh Indonesia dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang telah ditetapkan oleh World Bank. Hal tersebut dikarenakan World Bank menganggap bahwa investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan yang masih menggunakan Standar Akuntansi yang disusun oleh Indonesia (belum IFRS).

Akuntasi Internasional Berbeda dengan Akuntansi Lainnya

Akuntansi internasional merupakan perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing, dan bidang akuntansi lainnya. Di dalam dunia bisnis dari tahun ke tahunnya mengalami kompleksitas yang tentunya sangat membutuhkan ilmu akuntansi, untuk itu akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Pada kondisi seperti ini akuntansi berperan sangat penting bagi masyarakat. Tujuan dari akuntansi itu sendiri adalah untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi sehingga mampu menghasilkan keputusan yang efektif dan efisien. Dalam pengambilan suatu keputusan, seseorang dituntut untuk memiliki faktor pendukung yang akurat yaitu salah satunya adalah informasi yang dihasilkan pada suatu proses akuntansi. Keberhasilan suatu usaha ataupun bisnis dapat diukur dari kinerja keuangannya (laba), yang juga diukur dari keakuratan dalam menentukan sebuah keputusan yang diambil dari berbagai pilihan alternatif yang tersedia.

Pada bidang akuntansi yang sangat beraneka ragam yang salah satunya adalah akuntansi internasional. Akuntansi internasional itu sendiri timbul karena adanya hubungan kerjasama ataupun bisnis yang dilakukan oleh antar negara dengan tujuan untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing negara tersebut. Adanya transasksi internasional seperti ini menjadi faktor pendukung timbulnya akuntansi internasional. Akuntansi internasional diharapkan dapat berperan sebagai pedoman untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan di negara lain.

Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun lokal pada negara tertentu. Namun perlu kita ketahui bahwa proses akuntansi untuk setiap negara memiliki perbedaan. Dimana perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan dalam bidang budaya praktik bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.

Adapun beberapa perbedaan antara akuntansi internasional dengan akuntansi lainnya yang terletak pada :

1. Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation)
2. Batas negara
3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4. Perpajakan internasional
5. Transaksi internasional

Akuntansi Internasional Terbagi Atas Tiga Bidang Luas

Pada bidang akuntansi internasional terbagi menjadi tiga bidang yang luas. Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas tersebut, yaitu antara lain :

1. Pengukuran

Pada bidang pengukuran, dapat memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan. Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivtias dan transaksi, memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.

2. Pengungkapan

Pada bidang pengungkapan, yaitu proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan atau proses mengkomunikasikan kepada para pengguna.

3. Auditing

Pada bidang auditing, yaitu merupakan proses dimana para kalangan profesional akuntansi khusus atau yang sering disebut auditor melakukan atestasi atau pengujian terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar