Nama : Novia
Putri Indah Astarika
NPM :
26213537
Kelas :
4EB01
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Definisi
Akuntansi Internasional
Adapun
definisi mengenai akuntansi internasional yaitu, Akuntansi Internasional merupakan akuntansi untuk transaksi
internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan
harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing
dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap
perubahan lingkungan bisnis.
Sejarah serta Perkembangan
Akuntansi Internasional
Mulanya
pada sistem perdagangan, teknik pencatatan dilakukan dengan cara yang cukup
sederhana yaitu dengan mencatatnya seperti di batu dan kulit kayu. Adapun
catatan tertua yang ditemukan yang masih tersimpan hingga saat ini yaitu
berasal dari Babilonia sekitar tahun 3600 sebelum masehi. Ditemukan pula
catatan dari daerah Yunani Kuno dam Mesir. Pencatatannya masih sederhana dan
belum sistematis serta masih sering tidak lengkap. Seiring perkembangan waktu
mulai muncul pencatatan yang lebih lengkap yang dikembangkan di Italia setelah
mulai mengenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembang pula dunia usaha
pada saat itu. Semakin berkembangnya sistem pencatatan secara bersamaan
ditemukannya pula sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh para pedagang yang berasal dari Venesia,
dimana pada saat itu kota tersebut merupakan kota dagang yang terkenal di
Italia.
Kemudian
beralih pada abad ke 14 untuk mengetahui keadaan laba ataupun rugi para
pedagang di Genoa hanya menghitung harta yang tersisa pada akhir dari suatu
pelayaran dan membandingkannya dengan harta yang dimiliki pada saat melakukan
pelayaran. Perhitungan tersebut dilakukan oleh para pedagnag Genoa di setiap
akhir pelayarannya. Sekitar tahun 1494 atau sekitar akhir abad ke 15, Luca
Pacioli yaitu seorang pemuka agama dan ahli matematika menerbitkan sebuah buku
tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang berjudul “Summa De Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita”
buku tersebut berisi tentang palajaran ilmu pasti. Buku yang diterbitkan oleh
Luca Pacioli ini menjadi tonggak sejarah dalam dunia akuntansi, didalam buku
tersebut membahas cara-cara pembukuan yang hingga saat ini masih banyak
digunakan. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul “Tractatus de Computis et Scriptorio”.
Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan
oleh para pengarang berikutnya.
Pada
awalnya bangsa Romawi merajai dunia politik, namun sekitar abad ke 15 peran
bangsa Romawi surut. Dengan adanya jalur perdagangan yang baru, kemudian pusat
perdagangan pindah ke Spanyol dan Portugal serta Belanda. Dengan adanya
perpindahan jalur perdagangan tersebut maka turut berpindah pula sistem
akuntansi bangsa Romawi ke jalur perdagangan baru yang telah dikembangkan
sebelumnya. Sistem tata buku yang berlaku di Belanda disebut dengan sistem
kontinental. Perpindahan jalur perdagangan tersebut membawa kemajuan yang
signifikan dalam bidang akuntansi yaitu dengan mulai dibuatnya perhitungan laba
rugi tahunan. Kemajuan yang signifikan ini mendorong untuk dibuatnya penyusunan
neraca pada setiap jangka waktu tertentu. Kemudian pada tahun 1673, negara
Prancis mulai menetapkan peraturan untuk setiap perusahaan di negaranya untuk
menyusun laporan neraca perdagangan, minimal dalam jangka waktu dua tahun
sekali.
Pada
abad ke 19 beberapa fenomena penting terjadi yang dampaknya pun terasa di dunia
akuntansi. Seperti misalnya terjadinya revolusi industri yang hebat di daratan
Eropa. Dengan adanya kejadian tersebut memberikan dampak pada perubahan
teknologi industri dengan ditandainya berkembangnya bidang akuntansi biaya dan
munculnya konsep penyusutan. Pada tahun 1925, Inggris menetapkan undang-undang
yang mengatur tentang sistem pelaporan keuangan pada praktik-praktik akuntansi
termasuk mulai digunaknnya komputer setelah perang dunia ke-2. Kemudian, pada
tahun 1930 yaitu sekitar abad ke 20 terjadi perkembangan yang besar, karena
untuk pertama kalinya diadakan pembahasan antara New York Exchange dengan
American Institute of Certified Public Accountant dengan tujuan untuk
menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh perusahaan yang
saham-sahamnya terdaftar di bursa.
Pada
saat penjajahan zaman Belanda di Indonesia, perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan sistem pencatatan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun mulanya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat
kompleks ruang lingkupnya, seperti teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
penerapan akuntansi dengan cara Amerika yaitu Anglo-Saxon mulai diperkenalkan
di Indonesia. Dengan adanya penyebarluasan cara akuntansi ala Amerika ini maka
sistem pembukuan yang digunakan di Indonesia pun menjadi berubah dari sistem
Eropa (Kontinental) menjadi sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Pada
saat ini, akuntansi telah berkembang menjadi suatu aspek integral dari bisnis
dan keuangan global. Keputusan-keputusan kini mulai dibuat melalui informasi
dari data-data akuntansi, pengetahun tentang isu-isu akuntansi internasional
menjadi sangat penting dalam mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat
dalam komunikasi bisnis internasional.
Adapun beberapa
karakteristik era ekonomi global yang terdapat dalam akuntansi internasional,
diantaranya yaitu :
1. Bisnis
internasional
2. Hilangnya
batasan-batasan antar negara era ekonomi global sering sulit untuk
mengindentifikasi negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi
pada perusahaan multinasional.
3. Ketergantungan
pada perdagangan internasional
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Akuntansi Internasional
Adapun
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional,
yaitu sebagai berikut :
1.
Sumber Pendanaan
Pada
negara yang memiliki pasar modal yang kuat, akuntansi memiliki fokus terhadap
seberapa baiknya manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu
investor dalam menganalisis arus kas di masa depan dan risiko yang terkait. Sedangkan
pada negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, mereka memiliki fokus
terhadap perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2.
Sistem Hukum
Pada
dunia barat terdapat dua orientasi dasar hukum yaitu hukum kode (sipil) dan
hukum umum (kasus). Hukum kode merupakan hukum yang berasal dari hukum Romawi
dan kode Napoleon. Pada negara yang menerapkan hukum kode, aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup
banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus
tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan
akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi
profesional sektor swasta.
3.
Perpajakan
Di
kebanyakan negara, penetapan pajak secara efektif menentukan sebuah standar
karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban pada akun mereka untuk
mengklaimnya dengan tujuan untuk keperluan pajak. Namun, saat akuntansi
keuangan dan pajak terpisah, terkadang aturan pajak mengharuskan penerapan
prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
4.
Ikatan Politik dan Ekonomi
Di
banyak negara berkembang menerapkan sistem akuntansi yang dikembangkan oleh
bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti
misalnya sistem pencatatan double entry
yang berawal di Italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan
dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan Jerman pada
saat Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan plan compactable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA
di Jepang pada saat Perang Dunia II.
5.
Inflasi
Inflasi
yang menyebabkan distorsi terhadap akuntasi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap
akun-akun perusahaan.
6.
Tingkat Perkembangan Ekonomi
Tingkat
perkembangan ekonomi mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam
suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi
seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7.
Tingkat Pendidikan
Standar
praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif,
misalnya, tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang
berkompeten.
8.
Budaya
Budaya
dapat diartikan sebagai nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara.
Adapun empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede yaitu seperti :
- Individualism vs Collectivism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun dan saling tergantung.
- Large vs Small Power Distance adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.
- Strong vs Weak Uncertainty Avoidance adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
- Maskulintas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender ditekankan dari pada hubungan dan perhatian.
Konvergensi
Konvergensi
pada standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1.
Harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS)
2.
Adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS)
3.
Adopsi (mengambil langsung dari IFRS)
Indonesia
memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya
perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini
Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan
IFRS.
Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia yang pada saat itu diwakili
oleh Bapak SBY yang masih menjabat sebagai Presiden sudah memiliki komitmen
pada kesepakatan dengan negara-negara G-20. Adapun tujuan dari kesepakatan tersebut
adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan
keuangan. Ada pula manfaat lain dari konvergensi IFRS itu sendiri adalah
seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan
keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi
dengan IFRS). Konvergensi IFRS ini seharusnya sudah dicapai Indonesia pada
tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal seperti DSAK (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) yang berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada
tanggal 1 Januari 2012. Karena kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi
pada tahun 2008, maka kejadian ini harus dibayar oleh Indonesia dengan masih
tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang telah ditetapkan oleh
World Bank. Hal tersebut dikarenakan World Bank menganggap bahwa investasi di
Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan yang masih
menggunakan Standar Akuntansi yang disusun oleh Indonesia (belum IFRS).
Akuntasi
Internasional Berbeda dengan Akuntansi Lainnya
Akuntansi internasional merupakan perbandingan
prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing, dan bidang akuntansi
lainnya. Di dalam dunia bisnis dari tahun ke tahunnya mengalami kompleksitas yang
tentunya sangat membutuhkan ilmu akuntansi, untuk itu akuntansi harus
berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Pada kondisi
seperti ini akuntansi berperan sangat penting bagi masyarakat. Tujuan dari
akuntansi itu sendiri adalah untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan
sebagai pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi sehingga mampu
menghasilkan keputusan yang efektif dan efisien. Dalam pengambilan suatu keputusan,
seseorang dituntut untuk memiliki faktor pendukung yang akurat yaitu salah
satunya adalah informasi yang dihasilkan pada suatu proses akuntansi.
Keberhasilan suatu usaha ataupun bisnis dapat diukur dari kinerja keuangannya (laba),
yang juga diukur dari keakuratan dalam menentukan sebuah keputusan yang diambil
dari berbagai pilihan alternatif yang tersedia.
Pada
bidang akuntansi yang sangat beraneka ragam yang salah satunya adalah akuntansi
internasional. Akuntansi internasional itu sendiri timbul karena adanya
hubungan kerjasama ataupun bisnis yang dilakukan oleh antar negara dengan
tujuan untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing negara tersebut. Adanya
transasksi internasional seperti ini menjadi faktor pendukung timbulnya
akuntansi internasional. Akuntansi internasional diharapkan dapat berperan
sebagai pedoman untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi
lintas batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para
pengguna laporan di negara lain.
Proses
akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan
tertentu yang diatur secara internasional maupun lokal pada negara tertentu.
Namun perlu kita ketahui bahwa proses akuntansi untuk setiap negara memiliki
perbedaan. Dimana perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan dalam bidang
budaya praktik bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat
inflasi lokal, risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi
bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan
memberikan laporan keuangannya.
Adapun
beberapa perbedaan antara akuntansi internasional dengan akuntansi lainnya yang
terletak pada :
1.
Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National
Corporation)
2.
Batas negara
3.
Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4.
Perpajakan internasional
5.
Transaksi internasional
Akuntansi
Internasional Terbagi Atas Tiga Bidang Luas
Pada bidang akuntansi internasional terbagi menjadi
tiga bidang yang luas. Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas tersebut, yaitu
antara lain :
1. Pengukuran
Pada bidang pengukuran, dapat memberikan masukan
mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.
Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivtias dan transaksi,
memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
2. Pengungkapan
Pada bidang pengungkapan, yaitu proses dimana
pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan atau proses
mengkomunikasikan kepada para pengguna.
3.
Auditing
Pada
bidang auditing, yaitu merupakan proses dimana para kalangan profesional
akuntansi khusus atau yang sering disebut auditor melakukan atestasi atau
pengujian terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar